Malam itu pukul 22.30, (sebut saja) Aki dan kawan-kawan pergi ke 7 sins, suatu tempat makan di kota Bandung. Mereka pergi untuk merayakan hari ulang taun Aki dan seorang lagi kawannya yang bernama Gendut (yang juga bukan nama sebenarnya). Di sana Aki dan Gendut mentraktir semua kawan-kawannya. Makan, minum, nge bir sepuasnya semua ditanggung oleh Aki dan Gendut. Di tempat itu kebetulan ada sepasang artis muda (yang juga tidak bisa aku sebutkan namanya) yang sedang bercumbu dan bermesraan. Melihat pasangan artis yang sedang bercumbu itu sepertinya membuat hasrat seks mereka naik dan akhirnya sebagian dari mereka memutuskan untuk pergi ke tempat lokalisasi di Saritem, tentunya selepas makan, minum, dan nge bir sepuasnya. Namun setelah berembuk beberapa kali, akhirnya semua dari mereka berangkat ke daerah lokalisasi itu. Sebelumnya mereka pergi ke Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika untuk berfoto-foto. Total jumlah dari mereka ada 15 orang. Semua terdiri dari laki-laki.
Mereka sampai di tempat lokalisasi Saritem sekitar pukul 02.00, mereka semua berkeliling dari satu gang ke gang lainnya, dari satu rumah ke rumah lainnya. 15 orang dari mereka, hanya 4 orang yang akhirnya berlabuh ke atas kasur (ngehaw coy..), termasuk Aki dan Gendut, mungkin mereka berdua benar-benar ingin bersenang-senang dihari ualng tahunnya. Sedangkan kawan-kawan lainnya menunggu di mobil.
Singkat cerita, saat di dalam rumah lokalisasi itu Aki tidur bersama seorang PSK bernama Sofhi. Sofhi adalah satu dari puluhan PSK yang ada di daerah lokalisasi Saritem.
Saat di dalam kamar, Aki sempat berbincang-bincang dengan Sofhi.
[di dalam kamar]
Aki : Kamu asli Bandung ya?
Sofhi : Iya, kok kamu tau sih? Kliatan ya dari cara ngomong aku?
Aki : Iya. Ehmm.. Kamu udah punya suami?
Sofhi : Belom.
Aki : Punya pacar?
Sofhi : Iya punya pacar.
Aki : Yaudah bayangin aja kalo aku ini pacar kamu.
Dan selanjutnya mereka 'melakukan' semuanya di atas ranjang empuk itu sambil kadang kala berbincang-bincang. Sepertinya Sofhi adalah seorang gadis PSK yang terbilang cukup ramah. Setelah dengan itu semua, mereka berdua segera membersihkan diri.
Sofhi : kamu abis minum-minum ya?
Aki : Iya tadi sama temen-temen. Kenapa bau ya?
Sofhi : Iya, bau minuman.
Aki : Aku abis minum-minum sama temen-temen aku, tadi tuh abis ngerayain hari ulang taun aku.
Sofhi : Oh.. hari ini kamu ulang taun..
Aki : Iya hari ini aku ulang taun lho.
Sofhi : Happy birthday yah..
Aki : Makasih..
Sofhi : Ulang taun yang ke berapa?
Aki : 21.
Sofhi : Loh.. sama dong ama aku.
Mereka pun terus berbincang dan sesekali melepas canda tawa. Usai bebersih di kamar mandi, mereka berdua kembali ke ranjang, duduk dan berpakaian sambil berbincang-bincang lagi.
Aki : Pacar kamu gak tau kalo kamu kerja disini?
Sofhi : (dengan nada yang rendah sambil merapikan pakaian) Dia nggak tau, aku bilang ke dia kalo aku kerja di Jakarta.
Aki : Oh..
Mereka sudah selesai berpakaian dan berkemas, namun seperti ada yang menahan Aki untuk tetap disitu, terduduk di pinggir ranjang di samping Sofhi, sejenak coba untuk diam dan mendengar.
Sofhi : Iya gitu. Ehmm.. aku udah tunangan lho (sambil tersenyum ke arah Aki dan memperlihatkan cincin tunangan yang ada di jari manisnya)
Aki : Oh.. kamu udah tunangan toh..
Sofhi : (matanya kedepan, menatap dengan kosong, seperti sedang membayangkan seseorang) Dia itu polisi.
Aki : Tunangan kamu polisi? Trus kamu ga takut apa kalo suatu saat nanti tiba-tiba dia dateng nge razia tempat ini?
Sofhi : (dengan sedikit menundukkan kepala) Ya itu udah jadi resiko aku kerja disini.
Aki : Hmmm gituu.. kamu hari ini kerja dari jam berapa? (sambil menatap wajah Sofhi)
Sofhi : Dari siang. Kenapa emang? (lalu menengok ke arah Aki). Aku keliatan capek banget yah? (masih dengan senyum sederhananya)
Aki : Abis ini kamu kerja lagi?
Sofhi : Iya.

Mereka pun terdiam sejenak. Tak lama kemudian mereka keluar kamar dan menuruni anak tangga untuk keluar dari rumah tersebut. Karena rumah itu berada di dalam gang yang bercabang-cabang dan sempit, Aki sempat bingung saat keluar rumah, dia tidak tahu kemana arah untuk kembali ke mobil.
[di gang di depan rumah itu]
Sofhi : Kenapa? Bingung ya keluarnya lewat mana?
Aki : Iya aku bingung.. Keluar gang nya lewat mana ya?
Sofhi lalu memberi tahu arah jalan pada Aki.
Aki : Makasih ya.. Daa..
Sofhi : Iya sama-sama (masih dengan senyumnya yang amat sederhana)
Lalu Aki berjalan menyusuri jalan yang telah ditunjukkan oleh Sofhi. Aki berjalan pelan dengan langkah yang sedikit ngacak sebab alkohol masih mempengaruhi otaknya, setidaknya sampai besok pagi. Langkah Aki di lorong gang diiringi dengan senyum Sofhi yang sederhana namun menyimpan jutaan makna. Saat itu Sofhi langsung berlalu bersamaan dengan angin tipis yang dingin yang berhembus di kota Bandung, malam itu.
_demon
020409djatinangor
11.48