demon search engine

Loading

Rabu, 30 September 2009

tentara oh.. tentara


Dari kecil gw emang suka banget ama yang namanya film perang, film perang yang gw maksud itu film peperangan antar negara, kayak film kemerdekaan Indonesia, pokoknya yang ada tentaranya. Gw sangat tertarik dengan hal yang berbau tentara, mulai dari seragamnya, senjatanya, kendaraan-kendaraan tempurnya seperti tank, pesawat jet, kapal selam dan lain-lain. Mungkin dari situ juga gw mulai punya cita-cita jadi tentara, secara Pakde gw juga ada yang jadi tentara dan itu keren banget buat gw, sampe-sampe tuh gw make dompet tentara waktu gw masih SD, pokoknya gw terobsesi banget sama yang namanya tentara.
Semakin gede, semakin berumur, gw mulai mencari tau kenapa gw suka banget yang nama tentara/militer dan tentara/militer yang kayak gimana sih yang gw suka? dimata gw tentara itu gagah, pemberani, keren, dan pahlawan tentunya. saat SMP gw mulai membaca buku-buku tentang militer dan gw semakin terobsesi dengan militer. Gw mulai membaca tentang tokoh-tokoh militer dunia dan apa-apa aja yang udah mereka perbuat, mulai dari Stalin, Lenin, Napoleon, Che Guevara, Hitler dan masih banyak lagi.
Entah kenapa gw lebih suka tokoh-tokoh atau tentara-tentara dari negara yang berhaluan seperti komunis dan sosialis. kayak contohnya Hitler, gw nge-fans banget sama dia, mungkin karena gw menganggap mereka itu musuhnya Amerika dan dari kecil gw benci sama Amerika (walaupun gw akui tentaranya keren-keren senjatanya), gak tau juga ya.
Semakin gede gw, semakin gede pula rasa gw untuk jadi tentara, sampai akhirnya pas lulus SMA gw ikut seleksi buat masuk Akademi Militer. Tapi mungkin Tuhan berkehendak lain dan gw gak di terima diseleksi itu. walaupun begitu, cinta gw terhadap militer itu gak pernah luntur, gw tetep selalu terpukau kalo lagi ada berita ataupun parade yang menunjukkan tentang kemiliteran.
Gw salut sama Hitler dan NAZI (tentaranya) yang bisa melumpuhkan satu negara (Polandia) hanya dalam waktu 3 hari dan hampir saja menguasai seluruh Eropa. Gw kagum sama Stalin dan Red Army (tentaranya) yang bisa nahan serangan NAZI Jerman, bahkan mukul balik sampai akhirnya menang. Tapi gw prihatin sama TNI yang pesawatnya jatuh terus, yang kapal perangnya tenggelem mulu, yang tank-tank seumuran kakek gw.
Kok bisa ya? Indonesia katanya negara kaya, tapi alutsista nya lemah. Padahal kalo kita punya militer yang kuat, negara tetangga gak akan berani 'nyolek-nyolek' kita. yaaahh.. kalo kata gw sih dari pada buat beli laptop anggota DPR, mending uangnya buat beli peluru pesawat tempur kita, soalnya yang gw denger beberapa pesawat tempur Sukhoi kita belum ada pelurunya. Percuma aja punya pesawat tempur bagus, tapi gak ada pelurunya, kayak singa ompong, kadal juga berani kalo kayak gitu mah.
Tapi pemirsa jangan kecil hati dulu melihat alutsista kita, coba kita lihat tentara kita. Kabarnya, KOPASSUS dinobatkan menjadi pasukan elite yang menempati urutan ke tiga dunia setelah SAS (inggris) dan MOSSAD (israel). inilah sedikit fakta tentang KOPASSUS:
1. KOPASSUS memenangkan kejuaraan tembak sniper championship dengan menggunakan senjata buatan Indonesia.
2. KOPASSUS menduduki peringkat 2 dalam menjalankan operasi militer strategis seperti, intelijen, persiapan dan pergerakan, infiltrasi, dan penyerbuan. Peringkat pertama adalah DELTA force, USA.
3. 80% negara-negara di Afrika Utara pelatihnya dari KOPASSUS.
4. Pasukan Elite Kamboja sudah lama dilatih oleh KOPASSUS.

Kalian pasti bertanya-tanya, kenapa tentara dari negara Paman Sam tidak masuk urutan, karena tentara Amerika Serikat dianggap terlalu bergantung dengan senjata dan teknologi, begitu katanya.
Jadi kita tidak boleh sedikit bangga pada tentara Indonesia, tapi harus sangat bangga, karena KOPASSUS menjadi salah satu yang terbaik di dunia, bahkan mengalahkan pasukan elite dari Amerika Serikat sekalipun. Nah, tinggal bapak-bapak dan ibu-ibu yang duduk di Senayan itu yang harus memperbaiki anggaran TNI. Jangan beli laptop terus dong Pak, sekali-kali beli kapal selem gitu, masak kapal selem nya cuma ada di Palembang (mpek-mpek Palempang).