
demon search engine
Kamis, 03 November 2011
Minggu, 30 Oktober 2011
Sabtu, 15 Oktober 2011
Kedai Kopi

Lalu Kate datang dan menghampiri.
Dengan sangat perlahan, Kate menyapa Neal.
"Kate: Hai."
Neal tidak memalingkan pandangannya sedikitpun.
"Neal: Hai."
Kate masih berdiri disamping Neal yang sedang terduduk.
"Kate: [Masih dengan nada yang pelan dan sangat hati-hati] Boleh aku duduk?"
"Neal: [Dengan wajah yang dingin] Silahkan."
Lalu Kate duduk dihadapan Neal. Sedangkan Neal masih belum melepaskan tatapannya dari meja.
"Neal: Kopi?"
"Kate: Hmmm.. Boleh. [Sambil tersenyum]"
Kate menatap wajah Neal yang sejak tadi belum memalingkan pandangannya dari meja, bahkan Neal belum melihat kearah wajah Kate yang ada dihadapannya, walaupun sudah menawarkan secangkir kopi.
Neal lalu memanggil seorang pelayan kedai.
"Neal: [Kepada pelayan] Tolong kopi satu cangkir lagi."
"Pelayan: Oke, ada lagi yang mau dipesan?"
"Neal: [Tersenyum menatap ke arah pelayan] Tidak."
Lalu Neal kembali menatap kearah meja. Tatapannya kosong.
"Neal: Taukah kau apa yang mereka katakan tentang kopi? Mereka bilang rasa yang ditimbulkan oleh kopi bisa membuat peredaran darah di otak menjadi lebih lancar dan bisa membuatmu lebih rileks."
"Kate: Ya. Dan mereka juga bilang bahwa kedai kopi adalah tempat yang bagus untuk kencan pertama."
"Neal: Dan taukah kau, aku tidak pernah percaya semua itu."
Kate hanya menatap ke wajah Neal dan tidak berkata apapun.
"Neal: Dulu kami berdua sering kemari, kami selalu memperhatikan orang-orang disekitar, mencari hal yang aneh diantara mereka, berbisik-bisik membahasnya, lalu tertawa-tawa. Aku masih ingat betul itu."
Neal tertawa kecil, lalu kembali dengan mimik serius.
"Neal: Sampai sekarang aku tidak tau apa yang membuat kami tertawa dengan sangat lepas, seakan-akan kami sangat senang dan bahagia. Terutama aku, aku tak tau kenapa saat itu aku sangat senang."
"Kate: Aku tau ini mungkin tidak mudah, tapi..."
"Neal: [Memotong bicara Kate] Bisakah kita ikuti alur ceritanya?"
Kate tersontak kaget.
"Kate: Oooo.. Oke. Tentu saja. Kalau itu membuatmu merasa lebih baik."
Kate menghela nafas.
Mereka terdiam sejenak. Kate membakar sebatang rokok, dia mencoba membuat dirinya lebih nyaman.
"Kate: Jadi apakah kau masih percaya kalian bisa mengulang hal itu kembali?"
"Neal: [Menatap kearah luar sambil mengangkat cangkir kopinya lalu meminumnya] Aku tak yakin dia masih mau melakukannya."
"Kate: Hmmm.. Oke, Anggap saja dia masih mau melakukannya bersamamu. [Lalu tersenyum kearah Neal]"
Sekejap Neal tertawa kecil dengan nada pesimis.
"Kate: [Ikut tertawa tapi ragu] Kenapa? Kenapa kau tertawa? Bukankah itu bagus?"
Wajah Neal kembali serius.
"Neal: Kau mulai mirip dengannya."
Kate tidak mengerti maksud dari perkataan Neal.
"Kate: Maksudmu?? [Tanyanya heran]"
"Neal: Ya, mirip denganya. Selalu berkata 'anggap saja' 'lupakan saja' 'biarkan saja' 'jalani saja'. Dia bilang 'jalani saja', bagaimana bisa 'jalani saja' kalau aku tak tau dimana jalannya?"
"Kate: Uhmm.. Baiklah, aku..."
Neal kembali memotong kalimat Kate.
Kata-katanya selalu lirih dan sangat pelan.
"Neal: Biar aku beritahu sedikit bocoran tentang diriku, aku lebih suka menyelesaikan masalah daripada melupakan masalah. Bukankah itu lebih baik? Coba pikirkan. Aku pun bukan orang munafik yang tak mau disalahkan. Yang terpenting bagiku adalah menyelesaikan apa yang sudah terjadi."
"Kate: [Mematikan rokoknya] Oke. Baiklah kalau seperti itu mau mu. Sekarang mari kita selesaikan apa yang kau anggap belum selesai. Aku akan coba ikuti apa yang menjadi kemauanmu. Kita mulai dari mana?"
Kate coba memberanikan diri.
Tiba-tiba seorang pelayan datang dan menyela pembicaraan mereka.
"Pelayan: Pesanan kopinya. Silahkan. [Sambil menaruh secangkir kopi dihadapan Kate]"
"Neal: Bagaimana kita bisa menyelesaikannya? Bahkan kau tidak tau permasalahan apa yang kami hadapi."
Wajah Kate mulai memerah dan matanya berkaca-kaca.
"Kate: Tidakkah kita bisa perbaiki semuanya? Dan kenapa dari cara bicaramu seakan-akan 'dia' bukanlah aku? Bahkan kau tak berani menatapku, kau pengecut!"
"Neal: [Masih menatap kearah meja] Dia selalu memberikan aku segalanya, senyuman dan tangisan, bahagia maupun duka. Dia tidak akan pergi begitu saja walaupun dia sudah bersama laki-laki lain. Hanya pergi begitu saja."
Kate tak kuasa menahan air mata lalu memalingkan wajahnya.
"Neal: Jangan pernah berpura-pura menjadi dirinya, bagiku dia sudah mati."
Neal lalu menatap dua cangkir kopi yang ada dimeja.
"Neal: Bahkan kami tidak bisa lagi minum kopi bersama."
Kate hanya menatap secangkir kopi yang ada dihadapannya yang belum sempat ia pegang.
Neal mulai beranjak dari meja. Dia menghampiri pelayan lalu memberikan sejumlah uang dan berlalu meninggalkan kedai tersebut.
Senin, 27 Juni 2011
dark side
B: I'm a Devil, look outside and from inside.
A: Oooohohoho.. I got it, how pathetic are you.
B: Yup that's me. But it's better than look Angel outside, but Devil inside. Like you.
A: Hey, why do you talk like that?
B: Because I'm a Devil. And every creature know who he is.
A: Hahahahaha.. Really? But, why do you think I more pathetic than you?
B: Because you'll never show who you are.
A: Aaaaaaah, come on, buddy. We were fated to pretend!!
B: Yeah, that's why you call a Human and I'm a Devil. One thing that make me better than you, I never hide my horns. Because I'm a Devil!
Selasa, 21 Juni 2011
Conclusion
[Neal walking towards Kate, who’s waving at him from a plane. He waves back, looking unreservedly happy. Peter approaches him from behind.]
Peter: Neal.
Neal, upset: What, you here to arrest me?
Peter: [laughs] I'm still a civilian. And I know about mentor. And I know you can walk away and it's all legal.
Neal: Then what are you doing here?
Peter: I'm here as your friend.
Neal: You understand I'm getting on that plane.
Peter: I also know you're making the biggest mistake of your life.
Neal: This is what's best for everyone, Peter. You go back to your life; I get to have one of my own.
Peter: You already have one. Right here. You have people who care about you. You make a difference. You do.
[Neal reaches in his coat and hands Peter something.]
Neal: Thank you for this.
[Peter opens up Neal's Consultant ID. The plane starts firing up.]
Neal: I got to go.
[He starts walking towards the plane.]
Peter, calling after him: You said good-bye to everyone but me. Why?
Neal: I don't know.
Peter: Yeah you do, tell me.
Neal: I don't know, Peter.
Peter: Why?
Neal: You know why.
Peter: Tell me.
Neal: Because you're the only one who could change my mind.
Peter: Did I?
[Neal turns to look at Kate through the plane window. He walks to the plane. He stops, turns.]
Neal: Peter-
[The plane explodes. Neal falls. Peter rushes forward, holds him back from getting to the plane.]
Neal: No. No! NO!
Peter: Stay here! Stay back!
Neal: NO!!!
Senin, 18 April 2011
Kisah 4 Lilin

Ada 4 lilin yang sedang menyala. Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.
Lilin yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.”
“Namun manusia tak mampu menjagaku. Maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin pertama padam.
Lilin yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.”
“Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku. Tak ada gunanya aku tetap menyala.”
Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran lilin ketiga bicara: ”Aku adalah Cinta.”
“Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna. Mereka saling membenci. Bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.”
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga lilin telah padam.
Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Eh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala. Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu lilin keempat berkata:
“Jangan takut. Janganlah menangis. Selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga lilin lainnya.”
”Akulah HARAPAN.“
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN. Jangan sampai kita kehilangan HARAPAN
Sabtu, 02 April 2011
Jumat, 01 April 2011
who am i
am i pathetic? yes i think
am i fake? more than that
am i weak? sometimes
am i alone? absolutely
am i lost my faith? yes, since i feel all of that
am i dumb? of course, like you said before. do you remember that? hahahaha
and i just wanna say "thank you for all you give to me", because you make me feel a real human. only human can feel all of that.
Rabu, 16 Februari 2011
tulisan ringan
Yaaa... mungkin karena gw kmaren-kmaren sibuk dengan aktivitas gw yang sebenarnyaaaaa super lengang! lho? aktivitas yang super lengang kok malah dibilang sibuk sih? hahahaha.. Gw juga nggak tau kenapa aktivitas gw yang super lengang ini bisa ngebuat gw nggak punya waktu nulis-nulis lagi disini, yaa belom ada ide juga kali ya. Atau gw yang jarang "sadar"? hahahaha
Sebenernya postingan gw satu ini cuma tulisan ringan aja, dan mungkin sedikit share lah ya tentang keadaan hidup gw sekarang. Ah emang gw tiap nge-post tuh nyeritain diri gw sendiri mulu ya? hahahaha ya nggak papa kali ya, kurang perhatian kali gw. caaaah tot.
Sebenernya gw juga nggak mau selamanya nulis hal-hal yang ironi, gw pengen juga kadang nulis yang cerita tentang seneng, lucu, yang bisa bikin orang-orang yang baca tuh ketawa, ya tapi itulah hidup, kadang kita diatas, kadang kita dibawah (lho kok nyambungnya ke situ? auk ah, pikirin). eh tapi emang bener loh, kita itu hidup gak akan selamanya diatas, seneng-seneng terus, bahagia terus, ketawa-ketawa terus. Kadang kita juga harus merasakan dibawah, diantaranya ya sedih, nangis, kecewa, tertekan, depresi, frustasi, dll (gw kalo suruh ngasih contoh yang sedih-sedih banyak ye.. pengalaman ya mon? caaaah!! pura). Kalo kata orang-orang pinter dulu sih "hidup itu bagai roda pedati" men, itu sih yang gw denger di tv-tv.
Kalo mungkin kmaren-kmaren atau pun sampai detik ini; gw lagi berada di "bawah" nih, gw minta maaf sama orang-orang yang sayang sama gw. Keluarga gw, kerabat-kerabat gw, sahabat-sahabat gw. Mungkin mereka bakal kecewa berat kalo tau gw begini. Sekali lagi gw minta maaf, seandainya ada kata diatas "maaf", itu pasti udah terucap oleh gw (jieeeh.. gombal ye gw ye.. tot ye gw yee..).
Gw percaya semua orang pasti mengalami fase-fase keterpurukan, nah sekarang tinggal tergantung orangnya nih berapa lama waktu yang dia butuhin buat bisa bangkit dari keterpurukan tersebut. Itu semua juga nggak lepas dari seberapa keras orang itu terjatuh dan seberapa hebat dukungan yang orang itu dapat buat bangkit.
Setiap laki-laki punya pilihan dalam hidupnya dan harus bisa bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya, dan gw laki-laki. caaaaaah... *nggak pake pura kalo yang ini.
Udah ah segitu aja dulu, capek gw, soalnya ini belom ngepel, nyuci baju, jemur pakaian, bersihin kamar mandi, motong rumput.
kalo kata vokalisnya Mesin Tempur, "see you next time, i kill you!!"