Ikhlas?? Sungguh mudah untuk diucapkan, bahkan kita sudah mengenalnya dari semasa kita duduk di bangku kelas 1 SD di mata pelajaran PPKn ataupun Pendidikan Agama. Ikhlas itu berarti merelakan sesuatu, seseorang, atau apapun untuk kita lupakan/tinggalkan/lewatkan. Ikhlas juga berarti melakukan sesuatu pekerjaan atau apapun dengan tanpa mengharapkan pamrih. yaa kira-kira seperti itu definisi ikhlas yang saya tahu.
Apa yang dinamakan ikhlas itu sungguhlah mudah untuk kita jabarkan, maka dari itu sejak SD kita sudah medapat pelajaran ikhlas dari ibu bapak guru kita. Mudah untuk kita jabarkan tapi terkadang tidak mudah untuk kita lakukan, bahkan sulit, sangat sulit.
Suatu hari ada seorang pemuda yang memberikan sebagian uang di saku nya kepada seorang pengemis tua. Pemuda itu memberikan sebagian dari uangnya dengan hati yang ikhlas. Dengan ikhlas pemuda itu kehilangan sebagian dari uangnya; tidak perlu ada gejolak dalam jiwa, hati yang bimbang, kepedihan, sakit. Tapi bagaimana saat pemuda itu kehilangan orang tuanya? kehilangan orang yang disayanginya? saat sesuatu yang sangat diharapkannya tidak kunjung ia raih, apakah pemuda itu juga akan begitu mudahnya merasa ikhlas?
disini ada dua situasi yang berbeda namun masih dalam konteks yang sama, yaitu ikhlas. Sangat naif apabila kita bergumam "ya pada akhirnya harus tetap ikhlas". Heeey... Ikhlas itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tidak semudah membuang kotoran ke toilet. Pada kenyataannya kita tidak bisa selalu ikhlas, coba pikir itu baik-baik. Baiklah kalau ada seseorang yang berkata "mungkin itu sudah menjadi suratan takdir, mau nggak mau ya harus ikhlas". Tapi apa kabar dengan dentuman di jantung mu? Bagaimana dengan aliran darah di nadi mu? Apakah mereka baik-baik saja? Saya berani bertaruh, jawabannya adalah "mereka dalam masalah".
Suatu malam, seorang pemuda diam termenung disudut kamarnya. Persoalannya masih sama, misteri yang belum dapat dipecahkannya selama bertahun-tahun. Muncullah pertanyaan di otak si pemuda, "apakah saya harus ikhlas Tuhan?". Sebenernya apa sih yang musti diikhlasin? Ini bukan soal apa yang telah dialami selama beberapa tahun belakangan, bukan soal "nggak bisa kalo bukan dia", bukan karena rasa penasaran, juga bukan karena perasaannya yang sudah terlalu dalam. Ini sungguh rumit, bahkan dirinya sendiri pun tidak tahu apa yang sedang dialaminya. Yang jelas dia sedang mencari penawar untuk penyakit yang tidak diketahuinya.
Pemuda itu shalat lalu berdoa meminta petunjuk pada Tuhan. Hasilnya tidak ada jawaban dari Tuhan dipercakapan satu arah tersebut, but he got a sign.
Rasullulah SAW pernah membahas serangkaian kalimat tentang ikhlas.
“Aku telah diberi wasiat oleh khalilku dengan empat macam kalimat yang bagiku semua lebih kucintai dari dunia dengan segala isinya. Beliau berkata kepadaku:
1. Kokoh-kokohkanlah buatan kapalmu, sebab lautan amat dalam sekali.
2. Perbanyaklah perbekalanmu sebab perjalanan bukan main panjangnya.
3. Ringankanlah punggungmu untuk memikul, sebab halangan dan rintangan amat banyak dan hebat sekali.
4. Ikhlaskanlah amalanmu, sebab mata pengontrolannya amat sangat tajamnya.
Terjawab sudah. Terkadang Tuhan sengaja menuntun kita ke sebuah persoalan untuk kita hadapi. Tuhan sengaja menyajikan masalah dihadapan kita lalu kita dibimbingNya untuk menyantap masalah tersebut dengan baik dan benar, guna menemui esensi dari kehidupan. Ngomong gampangnya "biar ngerasain kerasnya hidup". Dalam satu sajian masalah, Tuhan memberikan segunung pelajaran yang kelak pasti berarti dikehidupan kita. Dan tidak ada satupun pelajaran yang terasa manis, selalu saja terasa pahit ataupun asam. Namanya juga dikasih pelajaran, kadang aja kata "dikasih pelajaran" itu menjadi kata ganti untuk kata "dipukulin", yang namanya dipukulin itu nggak ada yang enak, sakit pasti rasanya. Namun terkadang disela-sela pelajaran itu seringkali disisipi oleh sedikit rasa manis. Apes banget brarti kalo pait ama asem mulu. Naaah.. Mungkin salah satu pelajarannya adalah ikhlas. Tuhan memiliki banyak kejutan yang tak pernah kita duga.
Ayo kita belajar lebih banyak lagi tentang ikhlas, semoga kita bisa mengamalkan keikhlasan disetiap permasalahan yang kita hadapi; seberat apapun masalahnya.
*Ikhlas bukan berarti menyerah, walaupun amat tipis perbedaan antara mengikhlaskan dan menyerahkan. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar