demon search engine

Loading

Kamis, 04 November 2010

Ikhlas

Ikhlas?? Sungguh mudah untuk diucapkan, bahkan kita sudah mengenalnya dari semasa kita duduk di bangku kelas 1 SD di mata pelajaran PPKn ataupun Pendidikan Agama. Ikhlas itu berarti merelakan sesuatu, seseorang, atau apapun untuk kita lupakan/tinggalkan/lewatkan. Ikhlas juga berarti melakukan sesuatu pekerjaan atau apapun dengan tanpa mengharapkan pamrih. yaa kira-kira seperti itu definisi ikhlas yang saya tahu.

Apa yang dinamakan ikhlas itu sungguhlah mudah untuk kita jabarkan, maka dari itu sejak SD kita sudah medapat pelajaran ikhlas dari ibu bapak guru kita. Mudah untuk kita jabarkan tapi terkadang tidak mudah untuk kita lakukan, bahkan sulit, sangat sulit.

Suatu hari ada seorang pemuda yang memberikan sebagian uang di saku nya kepada seorang pengemis tua. Pemuda itu memberikan sebagian dari uangnya dengan hati yang ikhlas. Dengan ikhlas pemuda itu kehilangan sebagian dari uangnya; tidak perlu ada gejolak dalam jiwa, hati yang bimbang, kepedihan, sakit. Tapi bagaimana saat pemuda itu kehilangan orang tuanya? kehilangan orang yang disayanginya? saat sesuatu yang sangat diharapkannya tidak kunjung ia raih, apakah pemuda itu juga akan begitu mudahnya merasa ikhlas?

disini ada dua situasi yang berbeda namun masih dalam konteks yang sama, yaitu ikhlas. Sangat naif apabila kita bergumam "ya pada akhirnya harus tetap ikhlas". Heeey... Ikhlas itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tidak semudah membuang kotoran ke toilet. Pada kenyataannya kita tidak bisa selalu ikhlas, coba pikir itu baik-baik. Baiklah kalau ada seseorang yang berkata "mungkin itu sudah menjadi suratan takdir, mau nggak mau ya harus ikhlas". Tapi apa kabar dengan dentuman di jantung mu? Bagaimana dengan aliran darah di nadi mu? Apakah mereka baik-baik saja? Saya berani bertaruh, jawabannya adalah "mereka dalam masalah".

Suatu malam, seorang pemuda diam termenung disudut kamarnya. Persoalannya masih sama, misteri yang belum dapat dipecahkannya selama bertahun-tahun. Muncullah pertanyaan di otak si pemuda, "apakah saya harus ikhlas Tuhan?". Sebenernya apa sih yang musti diikhlasin? Ini bukan soal apa yang telah dialami selama beberapa tahun belakangan, bukan soal "nggak bisa kalo bukan dia", bukan karena rasa penasaran, juga bukan karena perasaannya yang sudah terlalu dalam. Ini sungguh rumit, bahkan dirinya sendiri pun tidak tahu apa yang sedang dialaminya. Yang jelas dia sedang mencari penawar untuk penyakit yang tidak diketahuinya.

Pemuda itu shalat lalu berdoa meminta petunjuk pada Tuhan. Hasilnya tidak ada jawaban dari Tuhan dipercakapan satu arah tersebut, but he got a sign.

Rasullulah SAW pernah membahas serangkaian kalimat tentang ikhlas.
“Aku telah diberi wasiat oleh khalilku dengan empat macam kalimat yang bagiku semua lebih kucintai dari dunia dengan segala isinya. Beliau berkata kepadaku:
1. Kokoh-kokohkanlah buatan kapalmu, sebab lautan amat dalam sekali.
2. Perbanyaklah perbekalanmu sebab perjalanan bukan main panjangnya.
3. Ringankanlah punggungmu untuk memikul, sebab halangan dan rintangan amat banyak dan hebat sekali.
4. Ikhlaskanlah amalanmu, sebab mata pengontrolannya amat sangat tajamnya.

Terjawab sudah. Terkadang Tuhan sengaja menuntun kita ke sebuah persoalan untuk kita hadapi. Tuhan sengaja menyajikan masalah dihadapan kita lalu kita dibimbingNya untuk menyantap masalah tersebut dengan baik dan benar, guna menemui esensi dari kehidupan. Ngomong gampangnya "biar ngerasain kerasnya hidup". Dalam satu sajian masalah, Tuhan memberikan segunung pelajaran yang kelak pasti berarti dikehidupan kita. Dan tidak ada satupun pelajaran yang terasa manis, selalu saja terasa pahit ataupun asam. Namanya juga dikasih pelajaran, kadang aja kata "dikasih pelajaran" itu menjadi kata ganti untuk kata "dipukulin", yang namanya dipukulin itu nggak ada yang enak, sakit pasti rasanya. Namun terkadang disela-sela pelajaran itu seringkali disisipi oleh sedikit rasa manis. Apes banget brarti kalo pait ama asem mulu. Naaah.. Mungkin salah satu pelajarannya adalah ikhlas. Tuhan memiliki banyak kejutan yang tak pernah kita duga.

Ayo kita belajar lebih banyak lagi tentang ikhlas, semoga kita bisa mengamalkan keikhlasan disetiap permasalahan yang kita hadapi; seberat apapun masalahnya.

*Ikhlas bukan berarti menyerah, walaupun amat tipis perbedaan antara mengikhlaskan dan menyerahkan. :)

Senin, 20 September 2010

menanti

kereta mu belum berangkat
tahanlah senyum untuk sesaat
tapi jangan kau buang janji untuk menanti
cinta disini

bukalah mata yang tertutup luka
tanamkan ini sedalam mungkin
karna tak mungkin kau dapat terbang sebelum kau terjatuh
disaat ini

tertawalah
jangan menangis
untuk dinding tebal yang tak akan mengikis
dan ucapkan selamat jalan pada hati yang tak terbeli

menanti adalah bentuk perjuangan
untuk apa menang bila cinta terkalahkan?


December


bercerita saat sedang sakit

Apa kabar selaluadacerita? Itulah sebutan buat halaman blog saya ini. Sebentar!! Halaman ini seaslinya bernama selaluadacerita apa tidakadalagicerita sih? Saya sebagai pemilik disini, menyatakan bahwa "saya juga bingung". Kenapa musti disebut halaman ya? Halaman facebook, halaman blog, halaman friendster, dll. Lalu bagaimana dengan halaman buku? halaman rumah? Aaah persetan dengan ini, saya juga tidak mau terlarut dalam teka-teki tentang kata "halaman".
Sejatinya malam ini saya sedang sakit (maaf sedikit curhat), namun apa daya, saya tidak bisa tidur. Saya juga aneh sama diri saya, padahal saya ngerokok terus, sering telat makan, naik motor tanpa menggunakan pakai jaket, tapi kok saya bisa sakit ya? Ingin rasanya bertanya kepada dokter tapi saya takut disuruh bayar. Kalau kata orang-orang jaman sekarang "hari gini mana ada yang geratis, kencing aje bayar".

Saya ingin sedikit bercerita tentang kegiatan saya tadi sore. Tadi sore saya pergi untuk bertanding sepak bola dan saya berangkat bersama seorang kawan, berboncengan menggunakan sepeda motor. Nama kawan saya ini Mohammad Syaiful Gufron (selanjutnya disebut MSG. terbaca seperti salah satu bumbu dapur, tidak masalah) dan dia sangat ngebut sekali saat berkendara tadi sore, hingga suatu ketika kami hampir menabrak seorang tukang siomay yang sedang melintas dengan menggunakan sepeda. Sangat tidak relevan dan tidak lucu apabila kami sampai di lapangan sepak bola dengan berlumuran bumbu kacang, saus, dan kecap. namun beruntung hanya lampu depan saja yang rusak pada motor yang kami gunakan, tuas rem nya masih berfungsi dengan baik. Rasa-rasanya kawan saya ini terobsesi dengan Valentino Rossi, atau mungkin Sete Gibernau. Hampir saja saya berpikir untuk menulis surat wasiat diatas motor.

Sesampainya di lapangan sepak bola, saya merasa dijebak oleh kawan saya se tim, saya dijebak lewat seragam tim. Sebagian besar dari tim kami memakai seragam Manchester United (selanjutnya disebut MU), walaupun sebagian tidak memakai seragam MU, si sebagian ini memakai kaos berwarna merah. Saya juga lupa si sebagian ini orang mana, bapaknya siapa, rumahnya dimana. Saya tidak sempat berjabat tangan untuk berkenalan pada saat itu. Bingung kan baca tulisan saya? Nggak ngerti kan? Yaa maklumlah, kan saya sudah tulis tadi diatas sana kalo saya sedang sakit. Semua berwarna merah, sedangkan saya hanya menggunakan kaos oblong murahan yang dibelikan oleh ibu saya di pasar minggu yang berwarna abu-abu. Sebelumnya tidak ada konfirmasi kepada saya tentang dresscode.
Pas saya lihat tim lawan, mereka tidak ada yang kurus, saya bak melihat sekumpulan ternak babi yang melarikan diri dari rumah ternak babi. Lucunya mereka, cubby (gitu gak sih tulisannye?) dan sepertinya mereka tidak kurang dalam mengkonsumsi makanan berlemak. Walhasil mereka cukup kerepotan dalam mengejar saya saat saya sedang menggiring bola ke daerah pertahanan mereka. Dan memang kecepatan saya dalam berlari sudah diakui seantero tebet, pancoran, pengadegan, dan jatinangor (ini bukannya sombong, tapi hanya sebagian dari ulasan saya).

Pertandingan berakhir, tim ternak babi ditekuk habis oleh tim kostum MU + kaos oblong pasar minggu dengan skor 1-3. Dipertandingan ini saya menyumbang satu gol dan satu asist (sekali lagi, ini bukan sombong, tapi hanya ulasan pertandingan). Begitu juga dengan MSG, kawan saya tadi, dia juga menyumbang satu gol dan satu asist.
Seorang kawan tim saya yang notabennya baru saya kenal di pertandingan itu, berkata kepada saya "lo lari kayak naik ojek mon gw liatin daritadi, kenceng amat hahahaha" dia pikir itu lucu. Ingin sekali saya memberitahukannya bahwa dari lahir saya sudah bisa langsung naik sepeda, tapi saya takut dibilang sombong, akhirnya saya hanya tersenyum.
Saat perjalanan pulang menuju rumah, kawan saya yang terobsesi dengan Valentino Rossi ini tadi tidak lagi ngebut, sepanjang perjalan pulang saya terus memecah konsentrasinya agar tidak ngebut dengan terus mengajaknya ngobrol, dan itu lumayan berhasil.


Hingga saat itu saya masih tersenyum dan senang dengan keadaan saya, kehidupan saya. Sampai akhirnya mendapat kabar yang entah kenapa kurang berkenan di hati saya. Saya bercerita kepada MSG tentang masalah (saya menganggap ini sebagai masalah) yang baru saja saya dapat, tapi MSG ini hanya tertawa cekikikan mendengar cerita saya sambil mengunyah pecel ayam. Keparat sekali dia.

Hingga akhirnya kami pulang ke rumah masing-masing, otak saya masih terpaku pada masalah yang baru saja saya dapat. Selepas itu saya berangkat ke jatinangor dengan hati yang berselimut bimbang dan gundah gulana. Belum genap 1 jam saya tersenyum, saya sudah harus terjaga lagi dari senyuman itu.

Saya seperti melihat jalan yang berliku, curam, berlubang, banyak kerikil tajam, dan penuh ranjau yang siap menghadang saya di depan sana. Dari awal sampai detik ini, saya hampir-hampir saja selalu dibuat gila. Namun akhirnya saya berfikir, jalan tetaplah sebuah jalan, jalan dibuat untuk dilewati, bukan untuk ditakuti dan dihindari. Menudukkan kepala dan menancapkan bendera putih bukanlah sesuatu yang harus saya lakukan. Semoga Tuhan selalu menuntun saya. Semoga ini tidak berakhir dengan kegetiran.


Ekspektasinya adalah saya akan tetap melangkah melewati jalan itu untuk MENUJU TUJUAN AWAL PERJALANAN SAYA!!

Kamis, 15 Juli 2010

tidakadaspasi

bacanyapastinggakenaknih,inibukanka
renatombolspasidikomputergwyangru
sak,inikarenagwpunyamaksudtersendi
riditulisanini,gwemangsengajabuatkaya
kginikarenagwnggakmauadajarakdiant
arahurufhuruftersebut.

Rabu, 23 Juni 2010


pikiran tak lebih tipis dari kepulan asap rokok penuh racun


Kamis, 03 Juni 2010

buat mbak ku disana

"mbak, mbak apa kabar mbak? eh mbak, mbak. si wahyu sekarang bandel banget mbak, sering bikin pae sama mae marah-marah. aku juga udah sering kasih tau ke dia supaya jangan bandel-bandel, tapi tetep aja dia bandelnya nggak ilang-ilang. aku kesel kadang-kadang sama dia.
eh mbak, emang bener apa kalo si wahyu mirip banget sama embak? bandel gitu dia, jangan mau mbak disama-samain ama dia, dimirip-miripin ama dia! hehehe..
oiya mbak, mbak Lestari lagi hamil gede lho.. Insya ALLAH bulan ini dia ngelahirin. bentar lagi kita punya ponakan satu lagi mbak, nanti ponakan kita jadi ada dua deh mbak hehe..
sama ini juga mbak, mas sutik kayaknya tahun depan bakal nikah. cepet banget ya mbak hehe..
oiya mbak!! satu lagi yang paling penting! hari minggu besok aku ulang taun lho! hahahaha... (padahal ini yang paling nggak penting ya mbak? hahaha..)
mbak, katanya mae pae, dulu aku yang momong embak, yang nyuapin mbak juga, yang ngegendong, yang jaga aku. aku kangen sama embak. walaupun aku nggak bisa nginget mbak sama sekali, tapi tetep aja aku kangen mbak. kadang aku pengen banget ketemu mbak, apalagi pas aku lagi sedih, pengen banget aku ketemu mbak, pengen cerita-cerita. aku pengen ngelepas kerinduan selama 19 tahun!! mbak kangen nggak sama aku?"

buat mbak ku, alm. Sri Wahyuni (1980-1991)




Senin, 24 Mei 2010

thanks god

You make me a little sense for her, although just to accept phonecall when she's crying. just it and thats enough.

Selasa, 04 Mei 2010

dibalik kerasnya hati ayah.

"surga berada dibawah telapak kaki ibu". "kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa....". "hari ibu". "kangen masakan ibu". "doa ibu".
sewaktu kecil, kita selalu memeluk mesra ibu kita. kita selalu menangis pada ibu, berharap dia menghapus air mata kita. ibu selalu menjadi penyelamat apabila kita sedang dimarahi oleh ayah.

ada apa dengan ayah? ayah yang selalu marahi kita waktu kita meminta dibelikan mainan di pasar, ayah yang selalu berwajah bringas saat menunggu kita apabila kita pulang terlalu larut, ayah yang kerap selalu membentak kita, bahkan kadang memukul kita.

pada waktu kita kecil, ayah selalu marah saat kita meminta dibelikan sebuah mainan. ayah marah, namun sebenarnya hatinya menagis karena tak bisa membuat buah hatinya senang. dia ingin sekali membelikan mainan itu, tapi keadaan yang tidak memungkinkan.

ayah membentak saat kita menangis dan merengek lalu memeluk ibu. hati ayah selalu tercabik saat membentak kita. ayah tak bermaksud kasar pada buah hatinya sendiri, hanya saja dia tak mau buah hatinya menjadi orang yang manja. dia mau buah hatinya kelak kuat seperti baja.

pada saat kita remaja, ayah berwajah bringas saat menunggu kita yang pulang ke rumah terlalu larut. ayah sangat cemas kepada kita, ayah sangat khawatir terjadi apa-apa pada buah hatinya. ayah membentak kita saat sudah sampai di rumah. itulah cara ayah meluapkan segenap perasaaan cemas, khawatir dan bingung kepada buah hatinya. didalam hati dia tidak mau terjadi apapun pada darah dagingnya.

kadang ayah memukul kita saat pulang terlalu larut. hati ayah tertusuk saat ayah memuluk kita. ayah tak ingin anaknya sakit, hanya saja ayah membuat jagoannya mencicipi kehidupan, dia menyuruh kita berhati-hati dalam hidup, karena kehidupan yang sebenarnya itu sangatlah keras nak.

kadang kita marah pada ayah pada saat keinginan kita tidak dipenuhi oleh ayah. dan ayah selalu tegas dengan berkata "tidak!!". lalu kita membanting pintu kamar lalu ibu mengetuk pintu dan merayu kita untuk tidak marah pada ayah. hati ayah bergejolak saat itu. tapi sekali lagi, ayah harus menjaga kita.

saat kita dewasa, khususnya untuk kita yang kuliah / kerja jauh dari orang tua dan hidup ngekos. ibu menangis saat melepas kepergian kita, ibu tersedu-sedu. ayah hanya terdiam dan kadang menghisap rokok lalu sesekali melihat wajah kita. taukah kalian?? ayah sangatlah sedih. hanya saja dia seorang ayah!! seorang ayah tidaklah selayaknya menangis, menunjukkan kesedihan, menunjukkan keterharuannya kepada buah hatinya, jagoannya, harapannya!!
sorot mata ayah tak mampu menipu hati seorang anak. hatinya sangat meronta saat bibir kita mendarat menyentuh halus mencium di antara jari-jari dan pergelengan di tangan kanannya.

seorang ayah yang terlihat diam saat menghadapi masalah. karena ayah adalah seorang laki-laki. dan laki-laki harus lebih menggunakan otak daripada emosi.

Rabu, 07 April 2010

tidak semua polisi itu 'jahat'

Jaman sekarang banyak banget yang namanya polisi (petugas penegak hukum) tapi malah terlibat kasus hukum. Yaaah.. gak usah pula gw sebutin nama-namanya, semua orang juga udah pada tau, lagipula kalo gw sebutin namanya bisa-bisa gw dianggap sudah mencemarkan nama baik, bisa-bisa gw kena kasus kayak beberapa waktu lalu yaitu seorang blogger dituntut sama sebuah rumah sakit karena dianggap mencemarkan nama baik.. isshhh ngeri banget (bapak gw gak punya banyak duit men untuk nebus gw dipenjara) hahaha..
Masalahnya kan polisi itu seharusnya jadi penegak hukum, kok sekarang malah lagi nge-trend polisi terlibat hukum sih? ckckckck.. :( tapi dari sekian banyak polisi yang korup, culas, bengis, dan gak tau aturan ini, gw pernah nemuin polisi yang bener-bener penegak hukum, penyelamat, mengayomi masyarakat dan bla bla bla.. banyak deh pokoknya.
Kalo kata orang bijak 'masih ada yang pinter ngaji di perkampungan pencuri'. mungkin seperti itu kali ya.. Jadi waktu itu gw masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Saat itu gw baru aja dibeliin motor baru sama orangtua gw (walaupun dapetnya musti ngambek dulu, gak makan di rumah 3 hari, baru dibeliin) dan gw seneng banget. Waktu itu gw emang belom lancar-lancar banget naek motor, lagipula motor gw pake kopling pula kan, jadi agak-agak ribet gitu buat pemula.
Waktu itu gw dibeliin motor Suzuki Satria 120R. Dibeliin baru, masih gress banget, di dealernya aja baru 2 hari kata mbak-mbak yang kerja di dealer itu. Kan waktu itu tahun 2003 ya.. nah motor yang kayak gw punya ini nih paten banget di jaman itu. beuuuhh keren dah. hahaha..
Nah suatu hari gw baru pulang sekolah nih (naek motor baru nih ceritanya), gw mau keluar gerbang sekolah nih sama si orange (baca:motor gw), tiba-tiba ada temen tongkrongan gw yang juga kakak kelas gw yang manggil gw. namanya Firzan.

Firzan,"Mon!!"
Gw,"oii" jawab gw.
Firzan,"lo mau kemana nih? ke 'belakang' gak?"

Ke belakang itu maksudnya ke tempat tongkrongan, soalnya letak tongkrongan gw di warung komplek belakang sekalah gw. biasalah.. anak SMA, pasti punya tongkrongan, kalo gak punya tongkrongan berarti anak itu cupu hahaha.. kira-kira gitu pemikiran anak SMA jaman gw, jaman sekarang masih gitu gak sih? auk ah, emang gw pikirin.

Gw,"iya ini mau ke belakang. lo mau bareng?"
Firzan,"iyaudah gw bareng"

Akhirnya gw sama si Firzan ini brangkat ke belakang, nah biasanya jalan depan sekolah gw tuh macet kalo lagi bubaran sekolah, soalnya kan banyak yang nyebrang kesana kemari tuh, jadi agak-agak ribet tuh keluar ke jalanan dari sekolah gw, apalagi gw masih baru-baru lagi kan bisa bawa motornya. Baru aja keluar dari gerbang sekolah nih, tiba-tiba ada motor dari belakang nabrak motor gw!! anjing gak tuh!!

"eh goblok! bisa bawa motor gak lo? tolol banget sih", kata pengemudi motor yang nabrak gw tuh, sambil ngeplak-ngeplak kepala gw. (panggil saja pengemudi ini Mr. X)
Mr. X ini boncengan juga, mas-mas gitu dua-duanya. tapi sebenernya gw gak salah, dia aja yg nabrak gw tiba-tiba. Gw kan masih kecil tuh, jadi takut gitu ama mas-masnya. Si Firzan juga diem aja, goblok ya? padahal kan dia udah kelas 2, masih aja takut. (gak ngaruh anjing Mon!!) hahaha..

"maaf mas, saya gak liat", kata gw sambil ketakutan.
"lo kalo gak bisa bawa motor, gak usah bawa motor!" kata Mr. X dan nggak berenti ngelepakin pala gw.

Dari arah berlawanan nih tiba-tiba ada sedan warna putih, ada strip-strip nya warna biru ama merah, ada lightbar nya diatas. Nah lo tau dong itu mobil apaan? mobil patroli polisi yee kaaaan.. hahaha.. Kan jalanan di depan SMA gw ini dua arah kan, lagi pula kan lagi agak macet nih, jadi mobil polisi ini jalannya emang pelan-pelan banget. Mobil polisi itu ngeluari bunyi tot tot.. (tau kan? itu lho suara bunyi-bunyian ala polisi gitu) abis itu Pak polisi ini buka kaca jendela mobil dan ngomong ke arah kita sambil nunjuk-nunjuk.

Pak polisi," hey itu ada apa itu ribut-ribut?" dengan mukanya yang bengis gitu kan ngomongnya, sambil agak teriak.
"Nggak pak, nggak ada apa", jawab orang yang nabrak gw sambil senyum-senyum gitu ke arah Pak polisi itu tadi.

Abis itu orang yang nabrak gw itu natap ke arah gw lagi, trus ngomong bisik-bisik ke gw.
"Diem aje lo diem, gak usah ngomong apa-apaan", kata orang itu, mukanya sedikit ngancem.
Ya gw diemlah, gw takut. Sama polisinya takut, sama orang yang nabrak gw juga takut. hadeeehh..

tapi gw saat itu lebih takut ama polisi nya daripada ama orang yang nabrak gw, masalahnya gw saat itu belom punya SIM, jadi gw paling takut ama polisi kalo lagi naek motor.

Pak polisi itu natap kearah muka gw yang lagi tegang gitu, tapi gw coba bales tatapan Pak polisi itu dengan seluwes mungkin. Takut nyet gw.. hehehe..
Abis itu Pak polisi nya ngomong lagi ama orang yang nabrak gw.

"Oh yaudah kalo gitu, jalan sana jalan. Bikin macet itu", perintah Pak polisi itu sambil nutup kaca jendela mobilnya.
Saat nutup kaca jendela tuh Pak polisi masih sempet natap aneh ke arah kita berempat (gw, Firzan, ama dua orang mas-mas yang nabrak gw).

Abis itu Mr. X ngomong bisik-bisik nyuruh gw jalanin motor ngikutin dia. ya gw ngikutin aja apa kata dia. Mobil patroli polisi itu tadi pun udah gak keliatan lagi, jalan ke arah Cheesecake. Akhirnya gw dibawa ke depan SLB yang jaraknya cuma beberapa ratus meter dari SMA gw. Disitu gw dihajar lagi, diocehin lagi, diklepakin lagi sama Mr. X.
Nah pas disaat itu gw baru bisa nyadar, anjiiiing!!! kayaknya gw dikerjain sama ini orang, kayaknya motor gw mau diminta nih.. ooohh tidak!! kenapa gw gak minta tolong sama Pak polisi itu tadi? dasar bodoh.
Gw mau ngelawan tapi badannya gede-gede amat. sedangkan badan gw waktu SMA kelas 1 masih cilik banget. wah bener nih, kelar dah ini motor, pikir gw.

Jalanan di depan SLB ini tuh relatif sepi, jadi kayaknya gak ada yang ngeliat kita berempat. tapiiiii.. tiba-tibaaa dari arah tikungan.... chiiiiitttt... (suara ban mobil nge-drift). Dateng dong mobil polisi yang tadi, ngebut banget. gak pake basa-basi, gak pake ba bi bu, diparkir aja mobilnya di tengah jalan, turun dua orang dua orang polisi, (salah satunya bapak polisi yang tadi). turun, langsung ngeluarin 'beceng' dua-dua nya. becengnya langsung diarahin ke mukanya dua orang bajingan yang nggak berenti-berenti ngelepakin pala gw daritadi.

"mau apa lo sekarang?" kata bapak polisi itu sambil ngarah pistol ke mukanya Mr. X.
dengan muka lemes gitu, dua orang yang nabrak gw itu spontan langsung angkat tangan.

"ngerapet ke tembok", kata bapak polisinya yang satu lagi.
ini dua orang polisi masih muda-muda, paling umur-umur 27 an lah. masih ramping-ramping badannya, jadi enak diliatnya. sumpah itu udah kayak film-film hollywood. lo tau kan film Bad Boys? Martin Lawrence sama Will Smith. nah persis banget kayak gitu! keren abis itu polisi.



Gw sama Firzan cuma bisa mematung dan tak percaya melihat apa yang telah terjadi hahaha.. itu di dalam hati gw tuh pengen teriak-teriak tau gak lo!!? 'hey you officer, you're cool man!! you're my hero!! damned!! hahaha..' (ngomongnya pake gaya orang-orang negro di Amerika gitu) hahaha.. puas banget gw!!

"eh lo bedua udah pergi aja.", kata Bapak Polisi itu ke gw sambil masih ngarahin pistolnya ke penjahat-penjahat itu tadi.
Sementara Pak polisi yang satu lagi sibuk ngecek mastiin kalo di badan dari penjahat-penjahat itu tadi gak punya senjata.

"ah iya Pak, makasih banyak Pak", kata gw sambil buru-buru cabut.

Lega banget rasanya. Sampe di tongkrongan gw sama Firzan cuma bisa duduk lemes sambil ngerokok. Dieeeem aje tuh gw berdua. Kadang liat-liatan berdua, abis itu ketawa ketawa sendiri, masih gak percaya dengan apa yang barusan terjadi.

"sarap Zan ye?", kata gw ke Firzan.
"tau Mon ah. gak abis pikir gw", kata Firzan ke gw.

abis itu ketawa-tawa lagi. hahahaha...
selang 1 jam apa 2 jam kemudian si bapak-bapak polisi tadi dateng trus jajan di tongkrongan gw.

"lah Zan, itu polisi yang tadi Zan?", kata gw ke Firzan.
"lah iye Mon. hahaha..", kata Firzan seneng banget.

Gak lama si bapak polisi ngeliat kita berdua.

"kamu yang tadi itu ya?", kata pak polisi sambil nunjuk ke arah gw.
"eh iya pak hehe..", jawab gw ke Pak polisi itu.
"makanya hati-hati di jalan, jangan percaya-percaya aja sama orang, tadi kalo misalnya kalian dirampok gimana hayo?" kata Pak Polisi itu menggurui.
"haduuuhh.. gak tau deh tu pak tadi gimana kalo bapak gak dateng hehehe.." jawab gw dengan gerogi.
"trus pak, tadi gimana dua orang itu? tanya gw penasaran.
"udah itu, udah saya bawa ke kantor", jawab si bapak.
abis itu gw diem.
"iya makanya.. sekarang nih coba kalo saya minta kamu liatin SIM kamu, emang ada? belom punya SIM kan kamu?" tanya bapak polisi itu lagi.
gw cuma bisa jawab dengan senyuman doang sambil nunduk-nunduk.

Emang baik banget ini polisi, sumpah. baru nemu gw.
gak lama kemudian dua orang polisi itu cabut lagi.
Pangkat boleh rendahan, tapi kelakuan mah bener-bener polisi. Daripada pangkat Jendral, tapi kelakuannya korup mulu, perut gendut-gendut udh kayak gentong. jijik gw liatnya.
ini baru polisi!!

Senin, 22 Maret 2010

putri dalam hujan

pagi, jam sudah menunjukkan pukul 07.00 waktu Indonesia bagian Jatinangor. tapi gw males banget kuliah. jadi gini, tadi malemnya abis ada liga champions dan tim kesayangan gw kalah sekaligus gw kalah taruran. yg buat gw males brangkat kuliah bukan karna masih nyesek kalah taruhan, tapi gw males pasti gw di ceng-cengin di kampus karena tim kesayangan gw kalah. temen-temen gw pasti udah pada stand by di kampus untuk nunggu kedatangan gw dan langsung di cak in abis-abisan. bete juga kan? yah akhirnya gw gak kuliah pagi deh, tapi gw masih ada kuliah lagi tuh siangnya dan gw pikir udah pada nggak ada itu para bajingan-bajingan, tapi ternyata mereka masih ada dong di kampus, alhasil jadilah gw dikatain abis abisan "den, apa kabar? chelsea menang ya semalem? hehehe.." "tumben den gak makan? abis kalah taruhan apa? hehe.." pokoknya sempak semua dah tuh orang di kampus.

setelah menerima beberapa hujatan-hujatan, masuklah gw kekelas. di kelas masih juga dapet bonus hujatan. hadeeeehh.. setelah itu selesailah sudah hujat-menghujat dan cemooan dari temen-temen gw. nah kan gw kuliah dari jam 13.50-16.30 sedangkan gw ada latihan buat porjur jam 16.00. otomatis gw telat dateng buat latihan dong dan pelatih gw itu paling gak suka sama orang yang datengnya telat, apalagi gw kapten kesebelasan di jurusan gw (ehem ehem gw kapten lho hehehe..). begitu keluar kelas, gw langsung buru-buru keluar kelas dan langsung turun kebawah. karena buru-buru, rokok gw kebawa sama temen gw, tadinya mau gw biarin aja, tapi setelah gw pikir-pikir gw kan lagi miskin nih, sebatang rokok bakal sangat berharga banget dimata gw waktu itu, jadi gw balik lagi ke atas buat nyamperin temen gw itu. makin telat aja tuh gw buat dateng ke lapangan tempat latihan belom lagi gw musti balik ke rumah dulu buat ngambil peralatan tempur gw. gw jalan buru-buru banget tuh, udah kayak ketinggalan pesawat (lebaaay.. tot!). karena gw lagi gak bawa motor, gw berniat buat naek ojek dan ojek biasanya banyak di depan gedung B. gw jalan tuh dari gedung B ke gedung C yang jaraknya cuma dipisahin sama gedung dekanat. tiba-tiba aja ujan, tapi gak gitu gede sih, baru gerimis-gerimis mengundang badai gitu. makin buru-burulah itu gw.

nah di kampus gw kan emang ada hot spot buat orang-orang yang pengen internet an di kampus, tapi hal ini malah banyak disalahgunakan oleh mahasiswa-mahasiswa pecandu game online ataupun jejaring sosial yang ada di kampus gw (dasar lo pada gak modal!! gak punya internet apa dikosan!?), alhasil selasar gedung B, gedung C, dan gedung dekanat selalu penuh ama mahasiswa-mahasiwa yang numpang hot spot an, sehingga menyusahkan orang-orang lewat yang lagi buru-buru kayak gw ini, soalnya jalannya jadi sempit. pas gw sampe di belokan arah gedung C, gw sempet nengok kearah kanan (dikanan jalan emang ada tempat duduk-duduk buat mahasiswa), pas gw nengok ternyata udah ada seorang cewek yang ternyata udah ngeliat kearah gw duluan sebelum gw ngeliat kearah dia. dan dia tuh senyum-senyum gitu (tau gak sih lho, eta si budak KS angkatan 2008 tea, nu make behel tea). ini orang emang jagoan gw banget dari pertama kali dia masuk sini!! ditambah lagi dengan keadaan yang seperti ini, gw otomastis terperangah dong ngeliatnya dan gw sempet eye contact selama beberapa detik gitu. anjing mak, itu kesemsem gila gw. walaupun mata gw kearah matanya dia, kaki gw tetep jalan cepet kearah depan. hasilnya gw nabrak orang yang lagi jalan didepan gw!! setan alas!! hahaha..

bledugg..
"anjing..", kata gw spontan, kaget kan gw.
minta maaf lah gw ke orang yg gw tabrak.
"aduuh, sorry-sorry.. gw nggak ngeliat", kata gw ke orang yang gw tabrak.
"ah iya kang, atu punteun kang, saya yang nggak ngeliat hehe..", kata orang itu yang ternyata anak angkatan 2009 yang sejurusan sama gw.
apaan elo yg nggak ngeliaaat!!? jelas-jelas gw yg nubruk dari belakang. emang dah junior kalo udah berhadapan ama senior tuh bawaannya merasa salah aja, apalagi dia angkatan 2009, gw angkatan 2006.
"oh iya iya santai aja", kata gw ke anak itu, mulai sok-sok an cool ala senior.
abis itu gw ngeliat ke arah cewek itu lagi. eh yang anjingnya cewek itu malah ketawa-tawa seneng banget ngeliat gw nubruk orang. (pas ketawa behel di gigi nya keliatan gitu nyet, silau bok eyke lihatnya hahaha..). sumpah itu gw malu banget, buru-buru aja gw keluar gedung C, naek ojek deh abis itu. pas naek ojek perasaan gw seneng campur malu campur sakit jidat gw, pokoknya campur-campur deh (campur sari iya juga gak mon? tot!!). tapi seneng juga sih gw, gak tau dah kenapa, ampe kagak gw tawar itu gw naek ojek Rp.8000,- juga. hoki lo bang..

Jumat, 26 Februari 2010

I need

I need blood to write.
I need stone for stand up.
I need land, soil, and water to dig.
I need ambition to guide.
I need jealousy for evaluate.
I need lust for seduce.
I need noise to bury all voices.
I need bulletswing for gambling.
I need greed to feed.

Especially i need being to:
Obey, Tahlan, Tunduk, Surrender.

I don't need colours.
I don't need tears drop down.
I don't need emphathy.
I don't need equality.
I don't need love.
I don't need thou.

I don't need everything but making.

Rabu, 10 Februari 2010

antara gw, abang gw, dan ibu bapak gw

gw punya abang yang umurnya cuma beda 3 tahun sama gw. dia lulusan D3 Politeknik UI angkatan 2003. dia itu anak ke tiga di keluarga gw, sedangkan gw anak ke empat dikeluarga gw, seharusnya* (kakak ke dua gw meninggal pas gw masih kecil). setelah lulus dari D3 nya, dia kerja di sebuah perusahaan elektronik di daerah Cikarang, saat itu dia berpikir gajinya gak akan bisa bikin dia kaya, maka dia terus nyari peluang kerja yang lebih bagus dan akhirnya dia di terima di sebuah perusahaan minyak ternama di dunia dan di tempatkan di provinsi Riau. abang gw ini menjadi pentokan keluarga gw, maksudnya pentokan disini adalah koncian atau tulang punggung keluarga kalo keluarga punya masalah serius, baik secara finansial maupun non finansial, secara gaji yang di dapet dari tempat kerjanya lumayan gede dan dia itu anak laki-laki pertama di keluarga gw.

dengan kebijakan perusahaan yang nempatin abang gw di Riau, udah jelas dia jarang pulang ke rumah, paling banter 3 bulan sekali, kadang kalo lagi apek-apeknya nih gara-gara gak dapet cuti, dia bisa pulang setelah 6 bulan disana. tapi emang abang gw ini idola gw banget nyet, dari kecil tuh jarang banget yang namanya maen, udah gitu sering banget juara kelas dari SD sampe SMA, kuliah sering dapet beasiswa diem-diem (nggak bilang sama ibu bapak gw), yaaa secara dia hidupnya kebanyakan sama belajar di kamar, lampu belajarnya aja banyak banget di gudang rumah gw, sedangkan gw gak punya satu pun lampu belajar (payah bgt emang gw huft..).
Kalo abang gw nelfon ke rumah nih, pasti ibu bapak gw ngantri berduaan buat ngomong sama abang gw. abang gw selalu di elu-elu kan sama ibu bapak gw di keluarga. kalo kata orang jawa tuh "ulate padang" bahasa Indonesia nya "pandangannya cerah/terang" maksudnya tuh hampir semua hal tentang abang gw tuh dipandang baik sama bokap nyokap gw. pokoknya top abis deh abang gw, kalo gw minta transfer uang aja selalu di kasih (walaupun dia selalu laporan sama ibu gw, bete..).

tapi dibalik itu semua, jeng jeng jeng.... sebenernya kadang gw sedih dengan keadaan ini. (loh loh loh..). gini, contoh kalo abang gw lagi pulang nih dari Riau, buseeettt bukan maen, kalah banyak dah retoran padang makanannya sama rumah gw. dan kadang ibu gw sampe bingung mau masak apaan lagi, sangking banyaknya tuh. kalo misalnya gw tanya 'tumben amat masak banyak ma?' jawabannya paling gini 'ya kamu kalo mau makan ya mbok makan sana, gak usah banyak nanya'. trus kalo abang gw mau pergi kemana gitu, misalnya mau pergi ke rumah pacarnya nih.
'pak, aku mau pergi ke rumah endang dulu (pacarnya namanya endang)'.
bapak gw jawabnya 'makan dulu, udah dibikinin makan belom sama ibu mu?'
belom sempet jawab nih abang gw, bapak gw ngomong lagi sama ibu gw.
'bu, ini anaknya mau pergi, udah dibikinin makan belom nih tadi?'
(padahal makanan jelas-jelas numpuk di meja banyak banget)
'udah pak, itu udah tak bikinin makan kok' saut ibu gw tuh dari dalem kamarnya.
abang gw bilang lagi ke bapak gw 'udah pak tadi udah makan kok'.
bapak gw nanya lagi 'mau pergi naek apa?'
abang gw jawab 'naek motor ajalah, orang cuma kerumahnya doang kok".
tanggapan selanjutnya dari bapak gw 'loh kok naek motor, pake mobil aja, nanti kalo ujan gimana?'
abis itu gw ngelongok keluar kayaknya baek-baek aje, gak ada tanda-tanda mau ujan. gila kali ye..
abang gw jawab lagi 'ah nggak kayaknya'.
'yaudah kalo gitu' kata bapak gw.

laen perkara kalo gw balik dari nangor. seringnya kan gw balik dari nangor jam 7 atau gak jam 8 malem tuh, pasti pas gw nyampe rumah itu lumayan malem kan.
'den, kalo belom makan, bikin makanan sendiri ya, ma'e capek' kata ibu gw.
ya kalo gw belom makan paling gw goreng telor, masak mie atau gak goreng ayam sendiri.
gak jauh beda kalo gw mau pergi.
'pak, aku mau pergi dulu'
bapak gw nanggepinnya 'maen mulu mas, kapan belajarnya?'
tanya kek ye mau kemana gitu, atau gak tanya megang uang apa nggak gitu. hadeeehh..
paling gw jawabnya 'bentar aja kok, belajarnya kan udah di jatinangor'.
trus kalo misalnya hari mendung nih atau gak emang udah beneran ujan.
'pak aku pinjem mobil dong, mau pergi dulu, soalnya ujan'.
apa coba jawabannya? 'tanya tuh sama ibu mu'.
udah gw tanya nih sama ibu gw, apa coba kata ibu gw? 'aku mana pegang koncinya, bapak mu tuh yang pengang koncinya'
hasilnya gw dioper-oper dulu bentar. bagus kalo akhirnya dikasih pinjem, kadang juga gak dikasih.
kalo hari libur (sabtu/minggu) nih, kadang gw belom makan nih dari pagi ampe sore, tapi selaw aja ibu gw, gak ada nawarin gw gitu mau dimasakin apa kek apa mau dibeliin makan apa kek. kacau dah.. coba kalo abang gw lagi ada dirumah, pagi-pagi juga ibu gw udah sibuk masak di dapur, padahal abang gw masih ngiler di kamar.

kalo kata orang jawa 'ulate peteng'. bahasa indonesia nya 'pandangannya gelap/buruk'. sering ibu bapak gw ngomong ke gw 'mbok kamu tuh kayak abang mu tuh, pinter sekolahnya, pinter cari kerjanya, gak suka maen, gak suka ngerokok bla bla bla bla..'. kadang gw bertanya-tanya sendiri, perlakuan orangtua gw ke gw ama abang gw itu emang bener-bener beda apa gw nya aja yang terlalu perasaan ya? pening plus sedih gw kalo mikirin itu.

waktu itu gw pernah iseng ceritain masalah ini ke salah satu temen deket gw, tapi apa coba tanggepan dari temen gw itu 'coba aja lo cek Mon di kartu keluarga, mana tau lo anak angkat gitu'. abis itu ketawa-tawa, tai banget kan?

tapi gw selalu coba ambil sisi positifnya aja, gw harus bisa mengubah paradigma gw tentang masalah ini menjadi hal yang memotivasi gw untuk jadi sukses, bahkan jauh lebih sukses dari abang gw.